Ramadhan kali ini saya berada di Bali, tahun 2015 menikmati Ramadhan di Bekasi, 2014 di Kalimantan, 2013 di Yogyakarta. Setiap kota punya ciri khas masing-masing dan suasanya yang berbeda.
Tentu paling menyenangkan adalah Ramadhan dengan keluarga, menikmati masakan ibu, mendengarkan celoteh si kembar, dan ceramah ayah di Bulan Ramadhan. Tapi meskipun di berbeda kota di Bulan Ramadhan ini kita sendiri yang harus membuat suasana ramadhan se-menyenangkan dan se-semangat mungkin untuk mendapatkan pahala yang berlimpah ruah.
Hari ini di grup whatsapp pengajian saya sang Mentor menanyakan "Udah pengajian sampai mana?"
Satu persatu menjawab "Sudah 5 juz bu!" "sudah 2 Juz", "baru 5 lembar bu" saya sendiri baru 1 juz.
Kemudian sang mentor menjawab, "Dikejar lagi setoran ngajinya biar bisa khatam di bulan Ramadhan"
Saya pun merenung di perjalanan pulang kantor. Apa iya, selama Ramadhan kita hanya akan mencari ibadah dari mengaji terus-menerus? Bukankah Allah memberikan peluang pahala dari banyak sumber?
Di bulan suci ini setiap manusia berlomba-lomba untuk mencari pahala dengan melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya, sunnah dikerjakan, mengejar khatam al-qur'an, shalat tarawih sebanyak-banyaknya. Tapi kemudian saya jadi menyadari dengan mengerjakan ibadah ini hanya saya yang bahagia, mendapatkan pahala sendiri. Bagaimana jika kita mencari pahala dengan berbagi dengan orang lain?
Kita mendapatkan Pahala, orang lain pun turut bahagia.
Pada dasarnya mendapatkan pahala bisa dari mana saja, tetapi bukan menjadi patokan bahwa ibadah itu hanya ibadah yang memberikan pahala secara pribadi. Menurut saya akan jauh lebih baik jika pahala ibadah bisa dibarengi dengan memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Lagi-lagi itu menurut saya.