Senin, 31 Oktober 2016

Vaksin Serviks : Penting nggak sih?

Flashback ke setahun sebelum nikah, saya rajin baca blog-blog tentang dunia pranikah. Hal-hal yang perlu dilakukan bagi calon manten sebelum memasuki babak baru dunia perkawinan = kawin with biological meanings = make a baby.

Beberapa blogger banyak melakukan tes kesuburan untuk mengecek apakah para pasangan dalam kondisi subur. Si pria spermanya baik, maupun si wanita yang rahimnya sehat. Saya dan si mas waktu itu ada rencana untuk melakukan tes kesuburan, tapi wacana tersebut semangat di awal tapi jadi males pas di tengah-tengah mau nikah hekekekeke. Bismillah aja insha Allah semua sudah diatur Allah..

Meskipun nggak cek kesuburan saya sempat ke dokter kandungan untuk memeriksa kondisi rahim saya, karena kalo mens kadang suka sakit guling-guling di hari pertama. Alhamdulillah kondisi rahim saya bagus dan siap dibuahi huohohoho. Dokter pun menyarankan saya untuk melakukan perlindungan sebelum menikah yaitu suntik serviks, kemudian dokter menjelaskan terkait penyakit kanker serviks dan gambar-gambarnya. Ngeri boook, di hari itu saya pun langsung mengiyakan dokter untuk suntik serviks.

Setelah mencari beberapa rumah sakit di Bali untuk vaksin serviks ternyata.......... MAHAL YAHHH. *nangisbombay* *sehatitumahal*
Jadi nggak semangat suntik serviks karena ternyata mahal huhu, udah gitu juga saya masih harus nyiapin dana untuk nikah dan PP Bali - Jakarta buat persiapan nikah. Rasanya pengen kentut uang kalo bisa.

Setelah dipikir-pikir, hidup sehat kok masih sayang-sayang sih Na? Sehat kok masih mikir sih Na? Hm oke, niat berseluncur mencari beberapa lab dan rumah sakit di Bali yang menyediakan vaksin serviks pun dilakukan, akhirnya saya memutuskan di RS Sanglah, karena dekat dari kantor dan juga harganya lebih enak di kantong.

Jadi suntik serviks itu dilakukan 3 kali dalam jangka waktu bulan 1, bulan 2, dan bulan ke 6. Jika mau melakukan suntik serviks harus menghitungkan dulu jarak ke bulan pernikahan, maksimaal banget 7 bulan sebelum nikah. Waktu itu saya suntik di bulan Januari, Februari, dan Bulan Juli. Biayanya per suntik Rp 700.000 jadi ditotal Rp 2.100.000.

Sebelum vaksin, keadaan kita harus benar-benar masih perawan, kalo sudah pernah berhubungan seksual harus tes pap smear dulu baru di vaksin, gitu kata susternya.
Vaksin pertama saya ditemani sama si mas, karena takut suntik sendirian. #manja
"Gek, udah nikah?" Tanya suster di RS Sanglah
"Belum bu.." 
"Gek, udah pernah berhubungan seksual? ini pacar gek?"
"Iya bu ini pacar saya. Berhubungan seksual saya belom pernah bu."
"Beneran? Meskipun sekali aja gek belom pernah melakukan hubungan seksual?"
"Iyaaa ibu beneraan, saya masih perawaan."
*copot celana*

Adegan copot celana nggak ada deng, haha.
Oke saya bingung kenapa suster nanyanya terkesan maksa banget dan nggak percayaan kalo saya masih perawan. Huf..
"Soalnya di Bali udah biasa pacaran itu seks bebas, tinggal bareng kumpul kebo udah hal lumrah, apalagi hamil dulu baru nikah, beberapa justru pada bangga." Gitu kata mas adit.
Oke, jadi wajar aja kalo susternya nanyanya sampe segitunya yaaah haha
Pas suntik pertama saya langsung dikasih kartu bukti tanda serviks, suntiknya nggak sakit cuma bikin pegel-pegel tangan yang bekas suntik aja. Entah ini karena sugesti dari temen yang ngasi tau efeknya bakal pegel-pegel apa emang pegel beneran. Vaksin berikutnya biasa aja kerasanya, gak pegal-pegal lagi.

Apa yang diharapkan dari sebuah vaksin adalah tindakan preventif, ya semoga saja hidup kita benar-benar dijauhkan dari segala hal yang namanya kanker ya buibu pakbapak masemas mbamba. Kanker penyakit maupun kanker kantong kering di akhir bulan.


Rabu, 19 Oktober 2016

Eczema Journey, you are not alone!

"Na... tanganmu kenapa? Cacar?..."
Ketika h-3 bulan menikah komentar seperti ini yang saya dapatkan, bukannya pada nanya kabar pernikahan tapi lebih menanyakan kepada totol yang ada pada tubuh saya.

Totol ini bukan cacar, dia lebih menyebalkan dari cacar karena belum ada obatnya sejauh ini, penelitian secara internasional seringkali dilakukan, namun lagi-lagi penyebab dan kesembuhan total belum didapatkan.
Totol yang sudah 6 tahun bersemayan di tubuh, dari menjajah betis dengan ukuran kecil, si totol sampe "mendunia" di tubuh saya.
Si eksim / eczema namanya. Jenis yang hinggap ditubuh saya kata 3 orang dokter adalah Dermatitis Atopik.
Apa itu Dermatitis Atopik? Silahkan baca disini ya

Selama 6 tahun ini saya selalu menggunakan salep berjenis steroid ataupun anak-anaknya steroid seperti Kortikosteroid Topikal, dan masih banyak lagi anaknya. Salep jenis ini hanya boleh digunakan maksimal 2 minggu. Inget ya 2 minggu! dan juga jangan ketergantungan karena efek sampingnya hanya akan memperparah si eksim. (Lebih lanjut coba kontrol ke dokter kulit masing-masing ya)

Ketika 3 bulan menuju hari pernikahan, lagi banyak hal-hal yang bikin menguras pikiran kayak kerjaan kantor yang lagi ruah melimpah, ditambah mengurusi nikahan di berbeda lokasi dari tempat saya kerja ++ waktu itu ada cobaan yang cukup membuat bulu kuduk berdiri yaitu kena tipu orang.

Disaat kondisi saya lagi nggak fit dan ritme stress yang cukup tinggi seperti ini si totol muncul. Kali ini eksimnya jenis baru, bukan yang seperti biasa nempel di tubuh saya.
Totol ini berbentuk bentol-bentol kecil yang mengerumuni satu lokasi yakni tangan kiri saya, kemudian tumbuh lagi di dekat lokasi yang sama. Saya waktu itu hanya menggunakan salep andalan saya Inerson, yang mengandung steroid di dalamnya (pssst udah 5 taun lebih saya pake salep ini lho).
Bentol kali ini jenisnya berbeda-beda, ada yang bentol hanya tumbuh satu dengan gatal luar biasa (seperti eksim biasanya yang sering berkunjung di tubuh) dan kerumunan bentol-bentol kecil yang mengerumuni beberapa lokasi di badan. Gatelnya? Ruaaar biasaah...
Markas eczema pertama sebelum menjajah tubuh
Bagian Tangan kiri
Kaki
Keempat foto ini ketika kondisi lagi parah-parahnya si eksim yah.
 Sorry if these pictures disgusting you, but i share this because i care with others who lived with eczema^^

Awalnya hanya di tangan, berlanjut ke kaki, perut, punggung, lengan, paha, leher. Yak semua badan saya teridentifikasi eksim.
Jika kena eksim dermatitis atopik di satu tempat kecil udah biasa, tapi kalo munculnya setubuh ini....nggak biasa bagi saya. Selama 6 tahun ini saya baru dua kali mengalami eksim tumbuh sebadan-badan.
Pertama, ketika saya make scrub kopi kapal api wakakaka, ngikutin teman sekos yang kalo luluran pake scrub kopi kapal api tapi ternyata nggak cocok di kulit saya dan bekasnya udah hilang semua dalam sebulan.
Kedua, saat-saat h-3 bulan sebelum menikah. Lebih parah dari sebelumnya, dan bentolnya pun bentuknya beda-beda.

Saya mulai cari tau tentang pengobatan eksim di beberapa blog, akhirnya saya mengetahui penggunaan salep steroid adalah kesalahan terbesar selama ini, kemudian hidup ngga sehat saya di Bali juga salah satu penyebabnya dan ditambah stress (menurut analisa saya aja heuheu).  Dari semua jenis totol yang lagi tumbuh di badan saya, yang paling parah adalah lutut saya, dia bersisik, merah, dan bentol-bentol kasar, kalo liat di googling sih jenisnya mirip psoriasis. Ada juga yang bilang ini merupakan autoimmune disease. Ah... apalagi ini...

Dengan kondisi bentol seperti ini, badan saya super gatel, setiap malam sulit tidur karena gatal yang luar biasa. Akhirnya saya pun ke dokter kulit untuk tes alergi. Hasilnya saya alergi debu tungau, telor, ikan, ayam broiler, tepung terigu. Yaampun, saya harus makan apaan??!
Semenjak itu saya merubah pola makan dan hidup saya. Menjadikan "alarm" eksim kali ini sebagai pengingat bahwa saya harus hidup sehat mulai dari pikiran, apa yang saya makan, dan apa yang saya kenakan pada tubuh. Saya mulai mencoba searching yang namanya diet eliminasi untuk hidup sehat, tapi saya hanya mengusahakan semampu tubuh saya saja. Begini diet eliminasi ala-ala saya :

Pagi hari :
  1. Minum lemon hangat
  2. Makan buah (Tapi nggak sering sih, soalnya asam lambung suka naik kalo pagi minum lemon dan makannya buah)
  3. Sarapan harus menggunakan sayur, entah kalo nggak masak sayur ya pake tomat dipotong-potong. Nggak lupa juga lauknya menghindari pencetus alergi.

Siang hari :
  1. Jus buah / ngemilin buah / minum air kelapa murni
  2. Makan biasa aja dan memerhatikan apa aja yang saya makan serta buat notes apakah makanan tersebut menyebabkan alergi atau tidak.

Malam hari :
  1. Jus Kunyit, kadang jus kunyit ini di rebus setelah di jus. Kalo lagi malas ya langsung aja minum. Rasanya awalnya aneh tapi lama-lama enak-enak saja di lidah. Ampasnya juga bisa buat totol di tempat yang gatal, ini cukup ampuh loh!
  2. Memarut jagung muda untuk ditempelkan di totol-totol seluruh badan.
Saya juga makan abon tokek loh demi-demi sembuh dari si eksim hihihi.
Setelah sebulan lebih menggunakan cara seperti ini alhamdulillah berangsur semakin baik. Mulai berkurang gatelnya, mulai sedikit kering dan juga saya mulai mengurus.... sampe turun 4kg dalam kurun waktu nggak ada sebulan.
Hasil hidup sehat diet eliminasi, udah agak kempes. Yeah Ganbatte! Go Fight Eczema!

Saya juga rajin baca-baca blog tentang banyaknya orang yang senasib kena penyakit ini, saya follow instagram teman-teman yang terkena psoriasis maupun dermatitis seperti @getyourskinout dan teman-teman #tsw lainnya. Dengan membaca kisah mereka, saya baru sadar saya nggak sendirian dan saya harus banyak bersyukur bahwa banyak teman-teman yang berjuang juga seperti saya dan juga pasti banyak yang belum tau tentang penyakit ini tapi saya udah aware duluan. Saya juga sering email-emailan dengan teman-teman di luar negeri yang sama-sama kena eczema, jadi selain ada teman sharing juga dapet temen baru. Gak banyak teman-teman yang memahami penyakit ini, keluarga saya pun awalnya hanya menganggap enteng penyakit ini.

Ketika searching sana-sini akhirnya saya menemukan 1 blog yang menceritakan perjalanan dia terkena psoriasis dan bisa hilang sempurna serta gak kambuh lagi. But sorry i've forgot the blog's name huhu. Saya mengemail mbaknya terkait pengobatannya, ini pengobatan herbal gitu dan dokternya pun dokter herbal shinsei berlokasi di Jakarta Utara.
Shinsei Franky  namanya, alamatnya di Jl. Bandengan Selatan, Komplek Puri Delta Mas, Blok I No. 57, Jakarta Utara Telpon 021 6671050. Praktiknya sabtu-minggu di Jakarta, Senin-Jumat di Kalimantan.
Sorry nggak bisa kasih foto kartu nama maupun blog yang rekomendasiin shinsei franky ini huhu.

H-1 bulan nikah udah di depan mata. Mental saya semakin down melihat totol saya masih belum sembuh benar. Membatalkan pernikahan hanya karena eksim? No Way! gak mau kalah sama eksimlah!! Si mas alhamdulillah selalu support saya meskipun kondisi badan saya seperti ini :""")
Thank you so much ya mas, mungkin kalo gak pake dukungan dari mas juga saya mah udah mundur kayanya, malu banget punya penyakit ini. Huhu i love youuuuu till the end mas :*

Menemukan shinsei franky di h-1 bulan menikah memberikan saya dorongan optimis bisa menghilangkan si eksim ini. Setelah berobat kesana....TADAAA... dalam waktu 2 minggu si bentol beneran kempespespessss....
Setelah berobat di Shinsei Franky kondisi saya makin baik alhamdulillah yah :"")
Tinggal bekasnya aja yeeehh!!!
Ini markas pertama eksim yang akhirnya sudah hancur, Yes kamu kalah sim!!

Berat memang pengobatannya pake jamu yang baunya-bikin-serumah-mual apalagi rasanya..uhm jangan ditanya. Enhak habes. perjuangan ngerebus jamu sehari tiga kali dan minum dengan tahan napas ini ada hasilnya! alhamdulillaaaah.
Herannya tak hanya si bentol kempes tapi juga kulit saya juga jadi lembab tanpa harus make handbody tiap abis minum jamu. Ohya jamu ini beneran herbal ya karena isi jamunya emang ada macem-macem tumbuhan.
Kabari baiknya, Alhamdulillah h-1 minggu nikah totol di badan udah tinggal bekasnya, meskipun demikian saya tetap malu untuk menikah. Huhu

Sejujurnya, sempet saya kepikiran untuk kayanya mau mundurin aja tanggal nikahnya. Ketika semua orang excited menghadapi hari nikahnya, saya-justru-parno-dan-nggak-semangat karena harus berjuang menghadapi si eczema ini. Tapi setelah melihat perjuangan si mas menghadapi beberapa cobaan kemarin, kemudian dukungan si mas yang nggak pernah ada habisnya untuk saya. Rasanya cemen sekali saya menyia-nyiakan orang sebaiiiik mas adit hanya karena si eksim. Teman saya pernah berkata begini ketika saya curhat tentang dilema ini,
"Sher gue gak mau kasihan sama lo karena eksim itu, gue rasa lo harusnya bersyukur. Lo dan calon suami lo ini lagi diuji ketulusan cintanya. Cinta karena fisik atau cinta karena hati? Kalo cinta karena hati ya pasti gak masalah si mas lo. Kita emang harus dikasih kondisi terjelek dulu sher, biar tau dia bisa nerima kondisi kita atau nggak."

Kondisi-terjelek. Yak ini emang kondisi terjelek saya selama 23 tahun di dunia hahaha dan si mas justru nggak pernah komplain ataupun jijik lihat kondisi saya saat itu. :""")
Ah ternyata itu semua juga hanya ketakutan saya, malam pertama pun tetap semangat45 kok :P wakakakaka.

Butuh keberanian untuk akhirnya sharing ini dengan memposting foto si eczema, karena jujur saya malu banget. Tapi saya sangat senang jika teman-teman yang mengalami hal serupa sharing juga terkait ini. Di luar negeri mereka sudah ada komunitas dan sering berkumpul untuk sharing tentang ini. Berharap banget di Indonesia suatu hari nanti akan ada komunitas untuk penderita eczema. Boleh banget loh untuk sharing jika ingin tanya-tanya ke sher2shareblog@gmail.com. You are not alone :""""))